Kabut Dari Bukit Dea Malela Mengenal Lebih Dekat Pesantren Modern Internasional Dea Malela

motivatorpendidikan.com – Alhamdulilah kami berkesempatan untuk mengujungi Pesantren Modern Internasional Dea Malela, selama tiga hari tanggal 07-09 Januari 2018 saya ada di Dea Malela untuk mengisi training bagi santri dan gurunya. Berikut adalah catatan singkat saya dihari kedua di Pesantren Modern Internasional Dea Malela.

Kabut Dari Bukit Dea Malela- Membangun Impian Generasi Islam Dari Seluruh Dunia

Pagi ini saya menikmati kabut yang cukup tebal dari bukit Dea Malela, sebuah pesantren modern internasional yang berada dipenggunungan sumbawa. Ini adalah hari kedua saya berada dipesantren ini, tentu saya sangat bahagia berada ditempat ini, walaupun perjalanan cukup panjang harus saya lalui.  Perjalanan saya mulai dari tempat tinggal saya di Bogor kemudian melanjutkan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, kemudian saya terbang meuju Lombok, di Bandara Lombok hanya transit  sekitar 40 menit setelah itu perjalanan saya lanjutkan menuju Bandara Sumbawa dengan menggunakan pesawat Garuda Kecil.

Dari Bandara Sumbawa saya dijemput oleh Pak.Fahry beliau adalah adik dari Bapak.Prof.Din Syamsudin, yang tidak lain adalah penggagas berdirinya Pesantren Modern Internasional Dea Malela. Pak.Fahry sangat ramah dan santun walau usianya terpaut sangat jauh dengan saya. Dari Bandara saya diajak makan Sop dan Sate Kambing sumbawa yang jaraknya tidak jauh dari Bandara Sumbawa. Kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju Dea Malela, kurang lebih sekitar satu jam perjalanan satu kami tempuh.

Ini adalah perjalanan pertama kali saya ke Sumbawa sekaligus Dea Malela, menginjakan kaki di Sumbawa saya merasakan ketenangan luarbiasa, saya tidak melihat hiruk pikuk manusia lalu lalang, bunyi klakson mobil atau motor, ya saya merasakan nyaris tidak ada kemacetan. Sayapun tidak melihat gedung bertingkat hotel atapun mall dan apartemen. Saya pikir sumbawa adalah kota kecil yang sangat pas jika kita ingin merasakan kententraman hidup yang jauh dari Hedonisme.

Dalam perjalanan dari Bandara Sumbawa sampai ke Dea Malela banyak hal yang saya bicarakan dengan Pak.Fahry, saya juga mendegar langsung kisah Dea Malela  dan Pendirian Pesantren Modern Internasional Dea Malela. Walalupun sudah banyak informasi yang saya dapatkan tentang Dea Malela dari Majalah Suara Muhammadiyah, Website Dea Malela Foundation, Chanell Youtube dan Instagram. Namun mendengar langsung penuturan langsung tentang kisah Dea Malela dari salah satu pendirinya tentu lebih komperhensip.

Perjalanan menuju Dea Malela melawati bukit yang berkelok-kelok, yang menarik ditengah perjalanan banyak sekali sejenis Monyet yang kami temui sedang berkumpul. Selain monyet ada juga kuda-kuda liar yang kami dapati sedang berkeliaran dijalan pebukitan. Seperti yang saya ketahui Sumbawa terkenal dengan susu kuda liarnya. Namun yang tidak kalah menarik sayapun menemukan banyak sapi atau kerbau di jalan-jalan bukit menuju dea malela. O, ia kalau disumbawa kecelakaan sering terjadi bukan motor dengan motor atau dengan mobil tapi motor atau mobil dengan sapi. Karena seringnya kejadian kecelakaan seperti ini sampai-sampai pemda Sumbawa mengeluarkan tentang larangan agar sapi tidak dibiarkan berkeliaran.

Setelah satu jam perjalanan akhirnya kami sampai juga di Bukit Dea Malela, dipintu gerbang kami disambut dengan sebuah spanduk yang cukup besar bertuliskan Selamat Datang Di Pesantren Modern Internasional Dea Malela. Sampai di Dea Malela sayapun berkesempatan bertemu dengan Prof.Dr.Din Syamsudin dan kami melaksankan sholat berjamaah di Aula dimana tempat acara rapat kerja guru dilaksankan. Sementara kami lihat dari atas aula dibawah terdapat gedung serbaga guna yang pada saat itu sedang berlangsung juga sholat berjamaah, kami tidak sempat bergabung ke gedung serbaga guna karena sesaat kami sampai di Dea Malela hujan deraspun turun.

Bertemu dengan Prof.Din tidak banyak hal yang saya sampaikan, saya hanya sesekali menjawab pertanyaan beliau tentang aktivitas saya saat ini. Saya melihat saat itu Pak.Din luarbiasa semangatnya turun langsung dalam penataan gedung Dea Malela, bersama timnya di depan mata saya, saya melihat Pak.Din bukan hanya pribadi yang berwawasan internasional tapi juga beliau tidak segan untuk turun langsung mengantur banyak hal tentang Dea Malela terutama dari sisi pembangunan gedungnya.

Pada saat yang bersamaan hadir juga Prof.Syamsul Bahri Rekor Universitas Muhammadiyah Jakarta bersama tim, dari atas aula saya melihat pak.Din bersama tim UMJ sedang mengecek banyak lokasi untuk pembangunan Gedung Dea Malela. Saat ini Dea Malela memasuki tahun kedua, namun dari sisi pembangunan Insfrakturur dan Gedung cukup pesat dan hampir semua gedung Dea Malela adalah hasil dari sumbangan dari berbagai pihak.

Sekitar pukul 13.30 siang itu akhirnya saya putuskan untuk istirahat sejenak untuk melepas rasa lelah perjalanan yang cukup jauh, walaupun perjalanan ke daerah-daerah terpecil seperti ini sering saya lakukan. Siang itu pula akhirnya saya bertemu dengan Mbak.Isma beliaulah orang yang mengundang saya untuk hadir di Dea Malela, seorang perempuan muda yang multitalenta dan saat ini dipercaya untuk menjadi Kepala Sekolah SMA Dea Malela. Sebenarnya mbak Isma sudah menghubungi saya setahun yang lalu melalui inbox di Facebook tapi baru di Januari 2018 ini saya bisa hadir di Dea Malela.

Mbak Isma adalah alumni Mualimin Leuwi Liang Bogor, sebuah tempat yang cukup bersejerah dalam kehidupan saya, dimana pada waktu muda banyak hal ditempat sederhana ini saya lakukan dengan teman-teman Ikatan Remaja Muhammadiyah Kabupaten Bogor. Selain mbak Isma di Dea Malela saya juga bertemu dengan Mbak.Puti yang saat ini menjadi staf pribadi Prof.Din sekaligus terlibat langsung dalam pengelolaan Dea Malela. Mbak Puti juga merupakan Alumni dari Mualimin Leuwi Liang Bogor satu lagi yang saya temui yaitu kang Rudy aktivis Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bogor yang baru enam bulan mengajar di Dea Malela. Ketiganya sejujurnya baru saya kenal pada saat itu karena sebelumnya kami hanya kenal lewat Facebook.

Akhirnya saya bisa beristirahat di Asrama tempat tinggal Kepala SMP Dea Malela. Tempat tinggal yang terdapat di Gedung Rusunawa Dea Malela. Dikamar yang sama saya bertemu juga Pak.Sugiono dan timnya, yaitu pelatih marching band dari Jawa Timur, beliau saat ini beraktivitas sebagai Asesor BAP Jawa Timur juga pengurus PWM Jawa Timur. Selama dua minggu beliau dan timnya akan berada ditempat ini untuk melatih Marching Band.

Setelah Ashar akhirnya saya melanjutkan aktivitas di Dea Malela, saya melihat hiruk pikuk santri-santriawai Dea Malela. Dea Malela baru memasuki tahun kedua, tapi santrinya sudah cukup banyak yaitu sekitar 200 orang. Para santri di Dea Malela terdiri dari berbagai Negara seperti Rusia, Kamboja, Thailand, Malasya dan tentu dari Indonesia juga. Inilah salah satu ciri Pesantren berlebel internasional, tapi tentu yang paling penting adalah dari sisi keunggulannya seperti di Dea Malela setiap harinya menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris.

Setelah Ashar saya putuskan untuk ikut acara disesi kedua yaitu pembekalan yang dilakukan oleh tim Akademik Dea Malela, pada sesi pertama pembekalan yang dilakukan Prof.Din Syamsudin saya tidak sempat ikut karena sangat lelah akhirnya saya putuskan untuk tidur sejenak. Saya memutuskan untuk ikut agar materi yang saya sampaikan nati bisa sinkron dengan tim akademik Dea Malela. Banyak hal yang saya dapat tentang Dea Malela dari hasil presentasi yang disampaikan dari Tim Akademik kepada guru-guru Dea Malela. Setelah selesai pembinaan dari Tim Akademik Dea Malela yang terdiri dari para Doktor Pendidikan dari Universitas Sumawa, sayapun berkenalan dengan para tim dan menemuniya dan memberikan banyak masukan tentang tata kelola management sekolah sesuai pengalaman saya selama ini. Tentu saya sangat bahagia ketika mereka juga merespon baik masukan-masukan saya dan saya berarap Dea Malela bisa menjadi sekolah unggulan berbudaya Global dan Berwawasan Global sesuai impian Prof.Din. Selain berdisuksi dengan tim akademik Dea Malela  sayapun berdisukusi dengan managemen dan kepala sekolah tentang banyak hal yang harus dilakukan di Dea Malela.

Malam hari tiba sayapun tidur dengan lelapnya, hingga akhirnya jam 4 pagi saya terbangun, dan terdengar suara ustadz sedang mengaji dari speaker pesantren Dea Malela. Hingga terdengar suara Azan subuh sayapun bergegas untuk wudhu dan sholat berjamaah. Selesai wudhu saya langsung menuju tempat sholat, saya lihat-lihat kok tidak ada yang sholat berjamaah tapi sura imamnya terdengar nyaring. Kemudian dari luar asrama saya melihat kelantai 2, ternyata ustadz dan santrinya sholat berjamaah dilantai 2 asrama. Akhirnya saya putuskan untuk sholat di Aula dimana biasa dipakai sholat berjamaah Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya dan pada saat masuk saya melihat Bapak.Security sedang sholat sendiri.

Lalu apa materi yang akan saya sampaikan di Dea Malela selama tiga hari ini. Sesi yang saya isi pertama adalah motivasi kepada santri-satri Dea Malela, selanjutnya saya memberikan training kepada guru, jika para pemateri lain banyak memberikan teori pendidikan dan kurikulum maka tugas saya adalah memberikan materi pada taran aplikasi kegiatan KBM, yaitu bagaimana guru bisa mengajar dengan Kreatif dengan memadukan kemapuan Public Speaking, Ice Breaking, Story Telling, Parenting,  Penggunaan Teknologi, dan pengelolaan management kelas kreatif.

Bagi saya bisa berkontribusi langsung mewujudkan Dea Malela sebagai pesantren yang bisa mewujudkan impian generasi dari seluruh dunia adalah kebaghagian yang luarbiasa. Visi besar dea malela sebagai Center For Academik Excellence (Lembaga Pendidikan Berkeunggulan ) tentu harus dimulai dari guru-gurunya yang kreatif. Dea Malela sebagai pesantren berlabel internasional memiliki tenaga pendidik yang berkompeten, mereka adalah guru-guru muda dibawah usia 30 tahun. 98% Guru Dea Malela mereka masih singgle alias masih gadis dan bujangan, mereka adalah guru terbaik yang telah mengikuti seleksi cukup ketat dari tim dea malela foundation. Bahkan yang luarbiasa Prof.Din turun langsung dalam melakukan intervieuw kepada calon-calo guru Dea Malela.

Tiga hari di Dea Malela bagi saya tentu adalah waktu yang sangat singkat, tapi walaupun demikian semoga yang sedikit ini bisa membantu menyemangati para guru muda ini, untuk bisa melahirkan generasi yang bisa meningspirasi, menggerakan dan meneladani. Semoga catatan singkat ini bisa memberikan gambaran tentang kehebatan dari Pesantren Modern Internasional Dea Malela dan perlu dipahami catatan singakat ini murni padangan saya pribadi.

 

Dari Bukit Dea Malela Sumbawa,  08 Januari 2018

Namin AB Ibnu Solihin-Founder motivatorpendidikan.com

 

 

Share